Immanuel Kant dilahirkan pada tanggal 22 April 1724 di wilayah Baltik di Konigsberg. Dia adalah anak keempat dalam keluarganya. Kant memiliki lima saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Kant besar di tengah-tengah kemiskinan. Ayah Kant yang berdarah Skotlandia adalah seorang tukang potong tali kulit yang cekatan. Sejak awal hidupnya, pengaruh yang paling besar bagi Kant adalah ibunya. Frau Kant adalah seorang perempuan Jerman yang tidak mendapatkan pendidikan formal namun memiliki kecerdasan alamiah yang luar biasa. Kecerdasan inilah yang turun dalam diri Immanuel atau Manelchen, ibunya biasa memanggil.
Sabtu, 03 Mei 2014
Biografi Immanuel Kant
Immanuel Kant dilahirkan pada tanggal 22 April 1724 di wilayah Baltik di Konigsberg. Dia adalah anak keempat dalam keluarganya. Kant memiliki lima saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Kant besar di tengah-tengah kemiskinan. Ayah Kant yang berdarah Skotlandia adalah seorang tukang potong tali kulit yang cekatan. Sejak awal hidupnya, pengaruh yang paling besar bagi Kant adalah ibunya. Frau Kant adalah seorang perempuan Jerman yang tidak mendapatkan pendidikan formal namun memiliki kecerdasan alamiah yang luar biasa. Kecerdasan inilah yang turun dalam diri Immanuel atau Manelchen, ibunya biasa memanggil.
Pada tahun 1737 saat Kant berusia
13 tahun ibu Kant meninggal dunia. Para psikolog menyatakan bahwa rasa
kehilangan akibat meninggalnya ibu tercinta pada usia tersebut membuat Kant
menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan represi dorongan seksual yang
berlebihan.
Pada usia 18 tahun, Kant memasuki
Universitas Konigsberg sebagai mahasiswa teologi. Dengan segera Kant menjadi
sangat bosan pada teologi dan mulai menunjukkan minatnya yang besar pada
matematika dan fisika.
Pada tahun 1746, ketika Kant
berusia 22 tahun, ayahnya meninggal dunia. Kant bersama lima orang adik
perempuannya ditinggalkan dalam keadaan miskin. Adik perempuannya yang terkecil
akhirnya dipungut oleh sebuah keluarga Pietist, sedangkan adik-adik lainnya
bekerja sebagai pelayan. Kant melamar bekerja di sebuah sekolah lokal, tapi
lamarannya ditolak, hingga ia akhirnya terpaksa meninggalkan bangku kuliah
sebelum meraih gelar.
Pada tahun 1755, ketika berusia 31
tahun, Kant akhirnya berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Konigsberg,
berkat kebaikan hati seorang dermawan Pietist.
Pada tahun 1781, akhirnya Kant menerbitkan
karya besarnya Critique of Pure Reason.
Herz menyatakan bahwa membaca lengkap naskahnya hanya akan membuat orang jadi
gila. Kant menjalani kehidupan yang sangat teratur.
Seperti yang diungkapkan oleh Heine, “Bangun pagi, minum kopi, menulis, memberi
kuliah, makan malam, jalan-jalan sore. Dengan jaket abu-abu dan tongkat di
tangannya, Kant muncul dari balik pintu rumahnya dan berjalan ke arah sebuah
jalan setapak yang dihiasi pohon-pohon linden.”
Tujuh
tahun setelah menerbitkan karyanya, Kant menerbitkan karyanya yang lain yang
lebih pendek dari karya sebelumnya dengan judul Critique of Practical Reason.
Pada
tahun 1790, ketika Kant berusia 58 tahun ia menerbitkan karya spektakulernya yang
ketiga dan terakhir dengan judul Critique
of Judgement.
Pada
saat usia telah mendekati 70 tahun, gaya hidup hipokondria (kegelisahan yang
tidak normal atas kesehatan seseorang) telah membentuk dirinya menjadi pakar
dalam masalah-masalah kesehatan. Semakin bertambah usianya, Kant menjadi
semakin penyendiri dan semakin membenci orang lain. Keceriaan alamiahnya
terkikis dengan bergolaknya kehidupan emosional yang selama ini ditekannya.
Bisa dipastikan ia bersikap tegas untuk selalu jujur pada dirinya sendiri.
Selama
dekade terakhir hidupnya, Immanuel Kant mengabdikan dirinya dalam sebuah karya
filosofis raksasa yang akhirnya tak pernah berhasil diselesaikannya.
Pada
tanggal 8 Oktober 1803, Kant jatuh sakit untuk pertama kalinya dalam sepanjang
hidupnya. Ia mengakami stroke ringan setelah terlalu banyak makan “keju
Inggris” kegemarannya. Setelah empat bulan keadaanya menjadi semakin lemah dan
akhirnya ia meninggal pada tanggal 12 Februari 1804.
Hal-hal menarik dari Immanuel Kant yaitu antara
lain:
a. Kant
menulis sebuah buku satiris yang berjudul Dreams
of a Ghost-seer Elucidated by Means of Metaphysical Dreams. Penjualan buku
ini tidak begitu sukses, setelah sepuluh tahun, hanya terjual 4 buah buku.
b. Kant
sungguh anti membaca novel. Cerita khayalan ini membuat pikiran menjadi
“terpecah-pecah berantakan” dan melemahkan ingatan.
c. Kant
sanggup mengingat semua buku yang pernah dibacanya
d. Immanuel
Kant selalu tidur dengan mengenakan satu penutup kepala pada musim panas dan
dua pada musim dingin.
e. Dalam
kesendiriannya, Kant sangat senang mengamati burung-burung, dan tak pernah
sabar menanti datangnya mereka kembali ketika musim semi tiba.
Hal-hal yang dapat diteladani dari
Immanuel Kant yaitu:
a. Kant
selalu menghormati ayahnya, walaupun ia tahu betapa pelitnya beliau.
b. Manakala
Kant memiliki sedikit uang lebih, maka ia akan akan mengirimkannya kepada
adik-adiknya yang kurang beruntung, hal ini tetap menjadi kebiasaan Kant hingga
di akhir hidupnya.
c. Setelah
kedua orang tuanya meninggal, selama sembilan tahun, Kant bekerja keras membiayai
dirinya sendiri dengan memberikan les pada keluarga-keluarga kaya.
d. Kant
sangatlah disiplin. Selama sebelas tahun, Kant menjalani kehidupan yang
betul-betul sangat teratur. Keteraturan inilah yang membuat Kant menjadi sebuah
legenda. Semua kegiatannya masing-masing mempunyai jadwalnya sendiri.
e. Immanuel
Kant adalah metafisikawan yang rajin dan bersungguh-sungguh. Dengan penuh
semangat ia membaca semua jurnal kesehatan yang mencatat berbagai penemuan dalam
ilmu kedokteran. Kant akhirnya tahu lebih banyak tentang berbagai penyakit dari
semua profesor ilmu kedokteran yang ada di Universitas Konigsberg.
Label:
Fisika,
Kumpulan PR SMA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar