-->


Sabtu, 03 Mei 2014

Biografi Immanuel Kant





Immanuel Kant dilahirkan pada tanggal 22 April 1724 di wilayah Baltik di Konigsberg. Dia adalah anak keempat dalam keluarganya. Kant memiliki lima saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Kant besar di tengah-tengah kemiskinan. Ayah Kant yang berdarah Skotlandia adalah seorang tukang potong tali kulit yang cekatan. Sejak awal hidupnya, pengaruh yang paling besar bagi Kant adalah ibunya. Frau Kant adalah seorang perempuan Jerman yang tidak mendapatkan pendidikan formal namun memiliki kecerdasan alamiah yang luar biasa. Kecerdasan inilah yang turun dalam diri Immanuel atau Manelchen, ibunya biasa memanggil.

Pada tahun 1737 saat Kant berusia 13 tahun ibu Kant meninggal dunia. Para psikolog menyatakan bahwa rasa kehilangan akibat meninggalnya ibu tercinta pada usia tersebut membuat Kant menjalani kehidupan yang dipenuhi dengan represi dorongan seksual yang berlebihan.
Pada usia 18 tahun, Kant memasuki Universitas Konigsberg sebagai mahasiswa teologi. Dengan segera Kant menjadi sangat bosan pada teologi dan mulai menunjukkan minatnya yang besar pada matematika dan fisika.
Pada tahun 1746, ketika Kant berusia 22 tahun, ayahnya meninggal dunia. Kant bersama lima orang adik perempuannya ditinggalkan dalam keadaan miskin. Adik perempuannya yang terkecil akhirnya dipungut oleh sebuah keluarga Pietist, sedangkan adik-adik lainnya bekerja sebagai pelayan. Kant melamar bekerja di sebuah sekolah lokal, tapi lamarannya ditolak, hingga ia akhirnya terpaksa meninggalkan bangku kuliah sebelum meraih gelar.
Pada tahun 1755, ketika berusia 31 tahun, Kant akhirnya berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Konigsberg, berkat kebaikan hati seorang dermawan Pietist.
Pada tahun 1781, akhirnya Kant menerbitkan karya besarnya Critique of Pure Reason. Herz menyatakan bahwa membaca lengkap naskahnya hanya akan membuat orang jadi gila. Kant menjalani kehidupan yang sangat teratur.
Seperti yang diungkapkan oleh Heine, “Bangun pagi, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan malam, jalan-jalan sore. Dengan jaket abu-abu dan tongkat di tangannya, Kant muncul dari balik pintu rumahnya dan berjalan ke arah sebuah jalan setapak yang dihiasi pohon-pohon linden.”
            Tujuh tahun setelah menerbitkan karyanya, Kant menerbitkan karyanya yang lain yang lebih pendek dari karya sebelumnya dengan judul Critique of Practical Reason.
            Pada tahun 1790, ketika Kant berusia 58 tahun ia menerbitkan karya spektakulernya yang ketiga dan terakhir dengan judul Critique of Judgement.
            Pada saat usia telah mendekati 70 tahun, gaya hidup hipokondria (kegelisahan yang tidak normal atas kesehatan seseorang) telah membentuk dirinya menjadi pakar dalam masalah-masalah kesehatan. Semakin bertambah usianya, Kant menjadi semakin penyendiri dan semakin membenci orang lain. Keceriaan alamiahnya terkikis dengan bergolaknya kehidupan emosional yang selama ini ditekannya. Bisa dipastikan ia bersikap tegas untuk selalu jujur pada dirinya sendiri.
            Selama dekade terakhir hidupnya, Immanuel Kant mengabdikan dirinya dalam sebuah karya filosofis raksasa yang akhirnya tak pernah berhasil diselesaikannya.
            Pada tanggal 8 Oktober 1803, Kant jatuh sakit untuk pertama kalinya dalam sepanjang hidupnya. Ia mengakami stroke ringan setelah terlalu banyak makan “keju Inggris” kegemarannya. Setelah empat bulan keadaanya menjadi semakin lemah dan akhirnya ia meninggal pada tanggal 12 Februari 1804.

Hal-hal menarik dari Immanuel Kant yaitu antara lain:
a.      Kant menulis sebuah buku satiris yang berjudul Dreams of a Ghost-seer Elucidated by Means of Metaphysical Dreams. Penjualan buku ini tidak begitu sukses, setelah sepuluh tahun, hanya terjual 4 buah buku.
b.      Kant sungguh anti membaca novel. Cerita khayalan ini membuat pikiran menjadi “terpecah-pecah berantakan” dan melemahkan ingatan.
c.      Kant sanggup mengingat semua buku yang pernah dibacanya
d.     Immanuel Kant selalu tidur dengan mengenakan satu penutup kepala pada musim panas dan dua pada musim dingin.
e.      Dalam kesendiriannya, Kant sangat senang mengamati burung-burung, dan tak pernah sabar menanti datangnya mereka kembali ketika musim semi tiba.

Hal-hal yang dapat diteladani dari Immanuel Kant yaitu:
a.      Kant selalu menghormati ayahnya, walaupun ia tahu betapa pelitnya beliau.
b.      Manakala Kant memiliki sedikit uang lebih, maka ia akan akan mengirimkannya kepada adik-adiknya yang kurang beruntung, hal ini tetap menjadi kebiasaan Kant hingga di akhir hidupnya.
c.      Setelah kedua orang tuanya meninggal, selama sembilan tahun, Kant bekerja keras membiayai dirinya sendiri dengan memberikan les pada keluarga-keluarga kaya.
d.     Kant sangatlah disiplin. Selama sebelas tahun, Kant menjalani kehidupan yang betul-betul sangat teratur. Keteraturan inilah yang membuat Kant menjadi sebuah legenda. Semua kegiatannya masing-masing mempunyai jadwalnya sendiri.
e.      Immanuel Kant adalah metafisikawan yang rajin dan bersungguh-sungguh. Dengan penuh semangat ia membaca semua jurnal kesehatan yang mencatat berbagai penemuan dalam ilmu kedokteran. Kant akhirnya tahu lebih banyak tentang berbagai penyakit dari semua profesor ilmu kedokteran yang ada di Universitas Konigsberg.

0 komentar:

Posting Komentar